Riyadhoh Pondok Pesantren Abu Zairi Sharing and Hearing di Villa Guci Alit Lumajang

LUMAJANG – Pada hari Rabu hingga Kamis, tanggal 30–31 Maret 2022. Pondok Pesantren Islam Salafiyah Hidayatullah Abu Zairi melaksanakan kegiatan karantina pendidikan, rapat kerja, outbond dan family gathering dengan tema “Membangun Komitmen Bersama Memajukan Lembaga Yayasan Pon-Pes Abuzairi Bondowoso” yang bertempat di Villa Guci Alit Lumajang.

Acara kali ini nampaknya berbeda dengan acara yang sebelumnya karena diadakan kegiatan Outbond Training yang bertujuan untuk membangun “Super Team dan Komunikasi Efektif” menuju lembaga unggul.

Kegiatan ini dihadiri oleh Pengasuh KH. Muhammad Holid, Pemangku Ibundanyai Bahdatul Nurlaili yang sangat antusias dalam perkembangan kemajuan pesantren. Turut hadir dalam acara ini Bapak Syamsul Hadi M.Pd. selaku Directur IEC Islamic Education Consultan, Agus Supriyadi Dosen universitas Ibrahimy, Couplepreneur Doni Eka Saputra, M.Pd.I dan Nur Hasanah Mahnan, M.HI. dari Adeeva Group, serta para akademika dan pengurus pesantren.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh pengasuh KH. Muhammad Holid, “Semoga dengan diadakannya acara kegiatan ini, dapat menumbuhkan pemikiran dan gagasan yang lebih baik untuk lembaga kita kedepannya nanti. Dan seterusnya kita harus sering sharing and hearing sehingga kita punya arah tujuan bersama kedepannya yaitu Tafaqquh fiddin” Dawuhnya.

Bapak Syamsul Hadi Selaku Consultan juga menyampaikan motivasi kerja berbasis Ruhul Jihad dan membangun Mindset yang positif. Kegiatan Riyadhoh ini sebagai Ruh pengembangan lembaga
pendidikan islam. Kita sebut Think Out the Box yaitu membangun kultural lembaga pendidikan yang unggul dan berkah untuk kemajuan bersama dan mencapai cita-cita yang besar antar lembaga dan harus saling berkomunikasi, berkomitmen dan bersinergi, serta positive thinking, positive motivasion, positive action.” Tuturnya.

Bapak Doni Ekasaputra menyampaikan konsep bagaimana strategi membangun ekonomi pesantren berbasis sufisme yaitu akhlak yang terpuji, berbudi luhur, santun, jujur, dan dermawan. Sedangkan Entrepreneur harus berbudi pekerti yang baik. Jadi Entrepreneur berbasis sufisme ini sangat berhubungan seperti ruh dan jasad. Jasad tidak akan pernah bermakna apapun tanpa adanya ruh didalamnya maka dari itu sufisme penentu arah dan citarasa kewirausahaan.” Ujarnya.

Penulis: Rinal Mahbubah, SH.Editor: Hafado Jozi, SE.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *