Di tengah suasana hening di Cerme Bondowoso, warga desa bersiap-siap untuk merayakan Maulid Nabi yang istimewa. Acara ini dipenuhi dengan semangat keagamaan dan kedamaian. ROHASA, kelompok pembacaan Rotibul Haddad, memimpin perayaan ini dengan penuh kekhusyukan di bawah bimbingan penuh kasih dan kearifan dari Ibunda Nyai Bahdatul Nur Laili.
Beliau menyampaikan untuk berhati-hati karena Pilihan partai sudah dekat akan ada ancaman politik menyelinap. Sebuah partai politik menggunakan strategi yang licik dengan menyasar santri, mencoba menggoda mereka dengan iming-iming uang fajar. ” Jhek sampe’ gara-gara pelean pas sataretanan atokar, biasanah Mun pon lastareh pelean se tassan gong jagongan se bebeh pagghun atokar. Engak, Mun pon adinggel omor se entar DPR Kadek Napa SE semak ? ” Tegaskan Beliau.
Nyai Bahdatul Nur Laili, ibunda yang bijaksana, mendeteksi ancaman ini. Dengan tegas, beliau mengajarkan santri-satri ROHASA tentang pentingnya menjaga integritas dan tidak tergoda oleh rayuan politik yang tidak bermoral dengan dalil
” الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي النَّارِ”
Yang menyuap dan yang disuap akan masuk neraka.
Sementara itu para santri harus belajar tentang keagamaan secara mendalam, mereka juga diajarkan untuk menjaga kejujuran dan keadilan dalam bingkai politik.
Perayaan Maulid Nabi di Cerme Bondowoso bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi panggung di mana kearifan dan keberanian dipertontonkan. Di bawah bimbingan Nyai Bahdatul Nur Laili, santri ROHASA tidak hanya merayakan keagamaan, tetapi juga menghadapi dan menolak godaan politik yang mencoba merusak nilai-nilai moral yang mereka pegang teguh.