Kitab Al-Qur’an Al-Karim merupakan Kalam Allah yang paling sempurna dan menyempurnakan diantara kitab-kitab yang lain, sehingga kitab Al-Qur’an ini menjadi salah satu Mu’jizat nabi Muhammad Saw. paling Agung yang dimiliki beliau. Bagi insan qur’ani mungkin sebagian banyak yang memahami keutamaan dari Al-Qur’an itu sendiri, berbeda dengan kalangan awam. Untuk itu, kami akan menjelaskan beberapa keutamaan membaca, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an. melalui keterangan Kitab At-Tibyan Fii Hamalatil Qur’an karangan Syekh Abu Zakariya Yahya Bin Syarifuddin An-nawawi As-Syafi’i.
Didalam Al-Qur’an Surah Fatir diterangkan :
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ {٢٩} لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ {٣٠}
Artinya: ” Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. “
Dalam keterangan di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang membaca Al-Qur’an itu sedang mengadakan perniagaan yang tiada merugi. Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, maksud dari “mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan pernah rugi” adalah mereka mengharapkan pahala di sisi Allah atas segala amal yang telah dilakukan.
Tidak hanya dibaca, Al-Qur’an juga harus senantiasa difahami secara keseluruhan baik dari segi makna, hikmah, dan Tadabbur (Perenungan) diri. Dengan menghubungkan tanda-tanda adanya Kuasa Allah didalam penciptaan dan fenomena alam semesta ini, hal ini disebut dengan Tafakkur. Tujuan dari bertafakur ini adalah menumbuhkan kesadaran di dalam diri tentang kekuasaan, kebesaran, dan keagungan Allah SWT dalam setiap objek ciptaanNya. Sebab itu, cara bertafakur dapat dilakukan berdasarkan jenisnya yakni, tafakur alam dan tafakur diri. Maka dari itu, dengan adanya Tafakkur dan Tadabbur terus menerus hati akan bertambah keyakinan kepada Sang Pencipta dan menjadi tenang dengan segala kejadian yang menimpa pada diri.
Al Qur’an juga disebut dengan Al-Kitab, Ad-dzikri, Al-Hadi, As-Syifa, Al-furqan dan banyak lainya. Dalam riwayat hadist dari Ustman Bin Affan, Nabi Bersabda :
خيركم من تعلّم القرآن وعلّمه رواه البخاري
Artinya : ” Sebaik-baik dari kalian ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan Mengamalkannya “
Diceritakan dari Abdul Hamid Al hamani, beliau pernah bertanya kepada Sufyan At-tsauri salah satu sahabat nabi. “Manakah orang yang lebih engkau cintai, antara orang yang ikut beperang atau orang yang membaca Alquran ? ” Beliau menjawab ” Orang yang membaca Al-Qur’an, Karena nabi pernah bersabda sebaik-baik dari kalian ialah orang yang belajar dan mengamalkan Al-Qur’an “
Setelah memahami kemudian mengamalkan isi kandungan dari Al-Qur’an yang merupakan sesuatu yang paling mulia dimata Allah SWT. Karena pada esensinya Al-Qur’an menjadi tonggak dasar Akhlakul Karimah dari nabi Muhammad Saw beliau diutus oleh Allah dengan membawa sebuah risalah, tiada lain untuk menyempurnakan tindak tanduk perilaku manusia dan menjadi Uswatun Hasanah (suri tauladan yang baik) bagi umatnya. Ibarat sebuah kacang, kita bisa merasakan kelezatannya kacang bila kita mengosumsi kacang itu, bukan hanya sekedar untuk dilihat dan diamati melainkan dinikmati. Hal ini sama dengan manusia, jika ia hanya membaca Al-Qur’an saja tanpa penghayatan dia tidak akan tahu tentang mukjizat dari Al-Qur’an, jika hanya merenungi tanpa mengaplikasikannya sama saja dengan mengetahui mukjizat Al-Qur’an tapi tidak bisa mengambil ibrah untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Begitu banyak Fadilah/Keutamaan Al-Qur’an, di antaranya :
Pertama, orang yang membaca Al-Qur’an akan dibalas dengan pahala oleh Allah SWT. didalam riwayat hadist, satu huruf dari bacaan Al-Qur’an akan dibalas dengan satu kebaikan, sedang satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan dan Allah menyempurnakan serta menambahkan dari Karunia yang Allah berikan padanya.
Kedua, Orang yang membaca dan mengajarkan Al-Qur’an menjadi sebaik-baiknya ummat dari nabi Muhammad Saw.
Ketiga, Orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan selalu bersama jalan kemuliaan dan kebaikan.
Keempat, Orang mukmin yang membaca Al-Qur’an diibaratkan seperti buah Utrujjah baunya harum dan rasanya lezat, sedang Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Kurma tidak ada bau dan rasanya manis.
Kelima, dalam kutipan Hadist Qudsi yang disanadkan kepada Abu Sa’id Al-Khudriy Ra, diterangkan :
من شغله القرآن و ذكري عن مسئلتي أعطيته افضل ما اعطي السائلين
Artinya : ” Barang siapa yang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an dan Berdzikir pada-Ku, hingga tidak sempat untuk meminta kepadaku maka akan aku berikan kepadanya sebaik-baiknya sesuatu yang aku berikan pada orang-orang yang meminta. “
Ke-enam, Orang yang membaca Al-Qur’an dengan bacaan Tartil dapat menunjukkan kedudukan dirinya pada akhir ayat yang dibaca.
Ke-tujuh, Orang yang membaca dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an maka Allah akan memasangkan sebuah mahkota kepada kedua orang tuanya diakhirat nanti.
Ke-delapan, Orang yang membaca Al-Qur’an dengan penghayatan tidak akan pernah tersiksa hatinya.
Ke-sembilan, Orang yang metadabburi Al-Qur’an akan bertambah keyakinan hatinya kepada Allah dan Tenang dalam seluruh keadaan.
Ke-sepuluh, Orang yang mengamalkan Al-Qur’an akan menjadi manusia yang selalu berbahagia di dunia dan di akhirat kelak.
Begitu banyak Fadilah dari Al-Qur’an tetapi banyak pula yang belum mengetahui, memahami, dan mengamalkannya. Untuk itu terus pacu semangat juang kita sebagai Muhibbul Qur’ani, terutama pada para santri Tahfidul Qur’an. Semoga kita dapat memetik hikmah dari kajian ini dan menambahkan wawasan, jua menjadikan semangat qur’ani semakin tinggi.
Mari membumikan Al-Quran dalam segala dimensi maknanya, Semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam