Ramainya Pembukaan Rutinan Jum’at Manis di Pondok Pesantren Salafiyah Abu Zairi

BONDOWOSO – Pada hari Kamis, 20 Mei 2022. Pembukaan kegiatan rutinan manaqib setiap malam Jum’at Manis di Pondok Pesantren Islam Salafiyah Abu Zairi terlaksana dengan hikmat, dihadiri oleh jama’ah Ikhwan, Alumni, dan Santri. Manaqib pembuka setelah bulan Syawal kembalinya santri ini lebih banyak yang hadir dari pada Jum’at Manis dari rutinan sebelumnya, terbukti ada ratusan jama’ah manaqib yang tidak kebagian tempat.

Acara dimulai dari pukul 21.00 WIB sampai selesai. Diawali dengan pembacaan tawassul oleh Ketua Yayasan Ust. Syafruddin, Pembacaan shalawat nabi oleh ketua perwakilan jama’ah dan dilanjutkan dengan beberapa amanat dari pembina KH. Abdul Rahim, dengan pesan moral dari beliau yang terus menghimbau agar Jama’ah Ikhwan, Alumni, dan Santri terus menjaga amanah yang diberikan oleh Hadrotus Syaikh KH. Abu Zairi.

Kemudian dilanjutkan dengan Mauidhatul Hasanah yang disampaikan langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Islam Salafiyah Abuzairi KH. Muhammad Holid, Beliau memberikan beberapa Nasihat kepada semua Jama’ah dan santri yang hadir mengenai pentingnya Taqwa kepada Allah SWT.

“Orang yang bertaqwa itu akan diberikan 3 jalan oleh Allah SWT. Yang pertama, orang taqwa itu termasuk orang yang paling dihadiri langsung oleh Allah SWT, yang kedua akan diberikan rizki yang tidak disangka-sangka dan yang ketiga akan diberikan jalan kemudahan dalam urusan dunianya.” Beliau juga menjelaskan secara mendalam mengenai taqwa, seperti yang kita ketahui bahwa taqwa secara syar’i menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah.

Beliau juga menceritakan dari seorang Ikhwan yang pernah datang kepada seorang wali Allah, lalu seorang Ikhwan itu sowan dan bertanya “seberapa dekat saya dengan Allah ? Wali itu menjawab sangat jauh. Beliau kemudian menyimpulkan, ” jadi taqwa itu adalah kebersihan hati, tapi pelaksanaanya yang sulit. Hati yang bersih adalah hati yang selalu berprasangka baik kepada Allah, hati yang tidak mempunyai kebencian kepada manusia dan hati yang tidak mempunyai rasa sukar kepada siapapun. “

Beliau mengibaratkan bahwa taqwa itu kewajiban dan mempunyai taklif dikarenakan lafadz “اتقوا” didalam Al-Qur’an adalah fiil Amr dan menurut kaidah Ushul Fiqh adalah طلب الفعل من الأعلى إلى الأدنى “Suatu tuntutan untuk mengerjakan (atau berbuat sesuatu) dari yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah kedudukannya.”

” Makanya perintah itu diwajibkan kenapa ? Karena apa saja yang diwajibkan kepada manusia itu pada dasarnya berat, kemudian diperintah untuk meminta tolong sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an :

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Yang artinya: “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

Ibarat bayi yang bersih, karena dalam hakikat sebagaimana kamu tidak pernah lupa kepada Allah. Jadi, kalo sudah menjadi alumni itu harus kaya, jika tidak kaya berarti tidak lulus, jika tidak lulus berarti ada yang salah yaitu kekotoran hati kita, karena pada dasarnya kefakiran itu mendekatkan pada kekufuran. Tak oleh aseroan tak ndik pesseh koddhu aseroan cokop, nak kanak benyak se tero sogih king mantranah salah mlolo” Imbuhnya.

Penghujung acara, diakhiri dengan majlis dzikir dan halal bihalal bersama keluarga besar Yayasan pondok Pesantren Islam Salafiyah Abu Zairi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *