Madrasah diniyah Hidayatullah merupakan lembaga pendidikan pertama yang mewarnai khazanah keilmuan di Pondok Pesantren Islam Salafiyah Abu Zairi. Pola pendidikannya sangat beragam. Pada preode pertama pada masa pengasuh pertama KH. Abu Zairi, pola pendidikan yang ada di Madrasah Diniyah Hidayatullah sangat sederhana dimana Kyai tidak hanya sebagai pengasuh, namun juga sebagai guru pengajar, yang mengajarkan beberapa kitab klasik langsung kepada siswa/santri dengan metode sorogan dan Bandongan. Hingga pada preode kedua pada masa KH. Muhammad Holid , Pendidikan Madrasah Diniyah Hidayatullah mengalami perubahan yang sangat besar, dimana KH. Muhammad Holid focus kepada inovasi dan pengembangan kurikulum Madrasah Diniyah.
Seiring perkembangan zaman, saat ini kita memasuki era industry 4.0 dimana semua serba jaringan atau digital. Hanya dengan sentuhan semua akses informasi dapat kita temukan dengan mudah. Memasuki era tersebut tentunya sebuah tantangan bagi Madrasah Diniyah Hidayatullah, mau tidak mau Madrasah Diniyah tidak boleh berpengku tangan dan harus menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Tentunya tanpa membuang ciri khas dan tujuan pokok madrasah diniyah.
Dalam menjawab tantangan zaman di era industry 4.0 Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah ( MDTA ) Hidayatullah terus berinovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam. Pembelajaran kitab klasik yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di MDTA merupakan salah satu upaya MDTA dalam mencetak karakter santri yang memiliki 3 kecerdasan yaitu, IQ, EQ, SQ. selain itu siswa MDTA Hidayatullah juga dibelaki dengan jiwa leadership ( kepemimpinan ) , Responsibility ( Tanggung jawab ) , Ethics ( Etika ) , Skill ( Keahlian ), social responsibility ( kepekaan terhadap lingkungan ) dan Personal Produktivity ( meningkatkan kualitas diri ).
Di era industry 4.0, tekhnologi merupakan salah satu factor dominan yang menjadi ciri khas era tersebut. Pemanfaatan teknologi di Lembaga pendidikan MDTA Hidayatullah merupakan focus utama dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik Tenaga Pendidik dan peserta didik. Salah satu upaya yang dilakukan melalui edukasi literasi, yang merupakan hal yang tak kalah penting dan harus terus diUpgrade, baik literasi numerasi ( bilangan ), literasi sain ( pemanfaatan teknologi ), literasi finensial (keuangan ) dan literasi digital yang mana MDTA bekerja sama dengan media digital Azzairi Media dalam mengembangkan wawasan keilmuan dan kreatifitas siswa MDTA Hidayatullah.
Dengan upaya transformasi pendidikan yang dilakukan oleh Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Hidayatullah. Nantinya siswa diharapkan mempu mempunyai kompetisi dalam 4C ( Critical thinking, communication , collaboration & creative ) ,sehingga pendidikan Islam di Pondok pesantren Islam Salafiyah Abu Zairi akan membentuk generasi aktif bukan pasif atau hanya diam ditempat saja. Saat ini sudah saatnya seorang santri harus menjadi subjek dalam zamanya, mengambil peran dan ikut bagian mewarnai dalam zamannya bukan hanya menjadi objek yang nantinya hanya menjadi korban produk milenial.